Kali ini penulis akan menulis tentang bagaimana cara menumbuhkan kecintaan pada alam. Sebelumnya saya merasa tidak memenuhi syarat untuk menulis mengenai cara mencintai dan merawat alam, karena saya bukan seseorang yang profesional di bidang ilmu alam atau kehutanan. Namun saya pikir-pikir lagi, bahwa saya sebagai manusia yang bisa bertahan hidup karena adanya sinergi antara manusia dengan alam, sama halnya dengan hewan yang bersinergi dengan alam agar kelestarian alam terjaga sehingga mereka bisa bertahan hidup. Jadi, alam bukanlah sesuatu yang jauh diluar sana, tapi alam adalah kita. Alam merupakan yang ada disekitar kita dan didalam diri kita. Alam bukan cuma gunung, bukan cuma pantai, tapi alam adalah semua yang memberikan kehidupan. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa siapapun berhak berbicara tentang alam dan siapapun berhak menunjukan kecintaan dan kepedulianya pada alam.
Penulis menulis tidak memposisikan diri sebagai orang yang ahli terhadap alam
dan telah melakukan beberapa penelitian tentang alam. Namun, penulis menulis didasarkan pada pengalaman dan perasaan yang penulis rasakan, tentang bagaimana
agar koneksi manusia dengan alam semakin kuat sehingga akan terciptanya ketenangan dan kedamaian. Pada tulisan ini saya menyoroti tentang bagaimana proses mencintai alam itu dilakukan, seperti merasakan, mencium, dan melihat tumbuhan-tumbuhan di taman, pesawahan di ladang, senja dan ombak di pantai, bintang dan matahari di langit, pohon-pohon
di hutan, dan batu-batuan di pegunungan. Pada dasarnya, kita melepaskan diri dari
hiruk pikuk perkotaan; tinggi dan padatnya bangunan, kotornya polusi udara, dan
panasnya komputer di ruangan.
Timbul
rasa takjub terhadap alam, timbul juga keresahan pada semua keserakahan. Bagaimana waktu menjawab dan merubah keadaan. Ketika
dulu waktu kecil penulis merasakan betapa menyenangkannya bermain bersama teman-teman, mencium aroma alam,
dan bernapas dengan tenang. Sayangnya, waktu berjalan dan bangunan-bangunan pun
mulai memadati perkotaan, suara-suara kebisingan ciptaan manusia terkadang membuat penulia kesal,
dan ingin rasanya pergi jauh menghindari keramaian kota dan suara suara kebisingan buatan manusia. Kemudian penulis pun bergegas
bersama saudara atau teman-teman pergi ke tempat tinggi dimana bisa
melihat hamparan pepohonan dan mencium aroma pegunungan, atau pun pergi ke pantai melihat ayunan ombak yang terus menerus setia mencumbu bibir pantai dan melihat senja yang indah mempesona.
Wakju
terus berjalan, timbul sebuah pikiran yang terucap didalam hati sanubari penulis "Bagaimana cara memicu dan memupuk kecintaan pada alam." Tujuannya agar penulis bisa
memperkuat koneksi dengan alam. Pertanyaan itu tiap hari semakin kuat dan
masuk kedalam urat-urat nadi penulis. Penulis pun terus berpikir dan rasa penasaran pun muncul. Kemudian penulis langsung bergegas dan memulai untuk melakukan sesuatu, yaitu:
1. Meminta ijin pada Alam
Langkah
pertama yang penulis lakukan adalah miminta ijin pada alam. Mungkin konsep
ini agak sedikit aneh, tapi memang itulah yang harus penulis lakukan untuk
menguatkan koneksi penulis dengan alam yang alami. Karena kita sebagai manusia
yang beradap dan mempunyai akal pikiran, ketika kita menginginkan sesuatu dari
alam, harus tahu bagaimana cara meminta dengan baik. Sebab alam tahu prilaku
baik dan buruk manusia dalam memperlakukannya.
2. Mendekatkan diri pada Alam
Langkah
kedua yang penulis lakukan adalah mendekatkan diri pada alam, setelah
pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana memicu kecintaan pada alam, lalu saya
mulai mendekatkan diri pada alam yang alami, terkadang saya menghabiskan
separuh hari di hutan, puncak atau pantai, bahkan diwaktu libur saya
menghabiskan waktu selama berhari-hari. Ketika penulis berada dihutan, angin yang
menyembur pepohonan, burung-burung berkicauan, dan cahaya langit bermain-main
di sela-sela pepohonan. Disitu penulis pun mulai merasakan ketengan dan kedamaian.
3. Mendengarkan simponi Alam
Langkah
ketiga adalah mendengarkan simponi alam, penulis belajar mendengarkan suara alam, benar-benar belajar mendengarkan, mendengarkan apa yang terucap, sehingga pikiran saya semakin
tenang, dan apa yang saya dengarkan masuk kedalam hati secara halus dan penuh kasih. Tak cuma itu,
Saya mendengar bagaimana alam berbicara dengan bahasanya sendiri mengenai
keresahannya, menyenai apa yang terjadi pada manusia. Koneksi semakin kuat dan perbincangan dimula. Lalu, penulia pun semakin candu, sehingga penulis semakin jarang mencium aroma bau
kendaraan dan mendengar kebisingan di keramaian.
4. Belajar pada Alam
Langkah
selanjutnya yang penulis lakukan adalah belajar pada alam, setelah penulis mendengarkan dan melihat suara alam, merasakan semburan udara yang menyentuh
tubuh. Timbul rasa takjub akan keindahan alam dan timbul kekaguman akan kebesaran
Tuhan. Tanpa penulis sadari hubungan dengan alam semakin kuat. Namun sebaliknya, apabila
kita hanya melihat senja di pantai, tanpa terpesona, atau melihat hamparan pepohonan
tanpa adanya ke kaguman, itu akan menjadi hal yang tabu, artinya kita telah
kehilangan kesempatan yang sungguh luar biasa. Seperti halnya ketika seorang pasangan suami istri yang
melakukan hubungan intim, tanpa adanya orgasme. Sunggu tidak ada koneksi yang
kuat antara kedua pasangan tersebut dan kenikmatan itu sungguh lemah.
5. Bersyukur pada Tuhan dan berbuat baik untuk Alam
Dan yang
paling penting setelah kita meminta ijin, mendengar, melihat dan mempelajari
apa yang telah diberikan alam adalah bersyukur pada Tuhan yang telah
menciptkan alam dan berbuat baik untuk alam. Ketika kita memberikan
perhatian penuh pada alam, itu akan timbul pertukaran pemikiran dan inspirasi
yang luar biasa. Alam memberikan kita wawasan dan kebijaksanaan dalam
menyelesaikan setiap masalah. Hal itu disebabkan banyak zat yang merubah pikiran dan keindahan alam yang memabukan. Hari demi hari,
kita akan dibanjiri keindahan dan keajaiban yang tak terkendali setiap harinya. Kemudian timbul
keberanian untuk menjauhkan diri dari kebisingan, keramaian, dan keserakahan. Sehingga
pada akhirnya, kita semakin baik dan bijaksana dalam menjalankan kehidupan dan kecintaan pada alam pun semakin kuat.
Hal itu
semua dimulai dari sebuah mimpi untuk menjadi sebuah kenyataan. Menjadi pecinta alam berarti mencari
tahu arti penting alam dan kehidupan, kemudian membangun kekuatan yang ada disekitar kita, di lingkungan kita, dan
didalam diri kita. Kita harus memiliki kerendahan hati dan menyadari bahwa tanpa
alam kita tidak bisa apa-apa, kita tidak punya kekuatan apa-apa, dan kita hanya
sebagian dari kekuatan itu.
Alam merupakan
keberkahan bagi kita, apabila kita merwatnya.
Alam merupkan
bencana bagi kita, apabila kita meruksaknya.
IG: @takjub.alam
That's true
ReplyDeletePost a Comment